Gereja Katolik Santo Aloysius Gonzaga Mojosongo - Surakarta

Doa, Kegiatan, Renungan dan Kicau Burung

Panduan Pertemuan APP 2024 Keuskupan Agung Semarang

Masa prapaskah merupakan masa yang sangat istimewa bagi kita umat beriman. Masa itu disebut masa yang sangat istimewa karena “masa itu secara lebih intensif mengajak umat beriman untuk mendengarkan sabda Allah dan berdoa dan dengan demikian menyiapkan mereka untuk merayakan misteri Paskah” (SC 109). Seluruh umat beriman diajak merenungkan karya penyelamatan Allah yang berpuncak pada sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Tahun 2024 kali ini, Bapa Uskup mengajak kita untuk memberi perhatian kembali secara lebih

Selanjutnya »

Lustrum 1 Paroki St. Aloysius Mojosongo

Perayaan Lustrum I merupakan ungkapan syukur atas ketergerakan umat selama 5 tahun ini dalam membangun komunitas doa yang sederhana hingga menjadi paroki mandiri. Terbentuknya Paroki St. Aloysius Mojosongo ini merupakan proses yang tidak mudah. Rasa syukur atas penyelenggaraan Tuhan yang luar biasa dan atas ketergerakan umat dalam membangun komunitas doa yang sederhana ini, kami rayakan dalam berbagai kegiatan selebrasi, seperti Perayaan Ekaristi Novena Lustrum I, Perayaan Ekaristi Pesta Nama St. Aloysius, dan Perayaan Ekaristi Puncak

Selanjutnya »

Menurutmu, siapakah Aku?

Bacaan: Mat 16: 13-21 Renungan: Yesus sendiri mengajukan pertanyaan tentang identitas diri-Nya, dengan demikian mengajarkan kepada para murid-Nya untuk memberikan pengungkapan yang lain dari, Apakah yang harus kulakukan? Mengapa penting bahwa pertanyaan tersebut diubah? Sebab kalau pencarian dan pertanyaan manusia tidak membuka ke arah Yesus, maka tidak akan ada jawaban yang definitif dan sempurna. Konsili Vatikan II mengajarkan: “Adapun kepada Gereja dipercayakan untuk menyiarkan misteri Allah, yang merupakan tujuan terakhir manusia. Maka Gereja sekaligus menyingkapkan kepada manusia makna keberadaannya sendiri, dengan kata lain, kebenaran yang paling mendalam tentang manusia. Sesungguhnya Gereja menyadari, bahwa hanya Allah yang diabdinyalah, yang dapat memenuhi keinginan-keinginan hati manusia yang terdalam, dan tidak akan pernah mencapai kepuasan sepenuhnya dengan apa saja yang disajikan oleh dunia. … Sebab manusia selalu akan ingin mengetahui, setidak-tidaknya secara samar-samar, manakah arti hidupnya, kegiatannya dan kematiannya. Kehadiran Gereja sendiri mengingatkan akan masalah-masalah itu. Akan tetapi hanya Allah, yang menciptakan manusia menurut

Selanjutnya »

Karena kasih, Allah Bapa mengutus Putera-Nya

Bacaan: Yoh 3:16; 1 Yoh 3:16, Rom 5:7-8 Renungan: Kasih! Titik awal dari segalanya yang dilakukan Allah bagi kita adalah misteri kasih-Nya. Dengan kasih ini, Tuhan menghendaki agar kita dapat masuk ke dalam kehidupan-Nya sendiri yang sempurna dan penuh. Wahyu Ilahi menyingkapkan kasih ini. Dimulai dengan penciptaan, diteruskan melalui keseluruhan sejarah dari perjanjian-Nya dengan bangsa Israel, dan mencapai puncaknya di dalam kehidupan, kematian dan kebangkitan Putera-Nya dan pencurahan Roh Kudus, Tuhan telah mewahyukan Diri-Nya sebagai Allah yang mengasihi. Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:8). Pertama-tama kasih Allah diwujudkan di dalam penciptaan ketika Ia menciptakan manusia di dalam rupa dan gambaran-Nya. Hanya manusialah yang membawa dalam dirinya jejak/ stempel ini, cerminan khusus yang menggambarkan Pencipta-Nya. Ini adalah dasar dari martabat yang tak dapat dicabut dari setiap manusia. Mengapa Tuhan menciptakan manusia laki-laki dan perempuan di dalam rupa dan gambaran–Nya? Hanya karena Ia berkehendak untuk membagikan kehidupan-Nya sendiri dengan kita. Kasih Tuhan

Selanjutnya »

Pandangan ajaran iman Katolik mengenai pendidikan

Ajaran Gereja Katolik menyangkut soal iman, termasuk pendidikan iman dan moral; namun bukan pendidikan ilmu pengetahuan/ sains.  Iman Katolik tidak mengajarkan secara langsung tentang hal ilmu pendidikan sains seperti matematika, fisika, biologi, dst; walaupun logika dan common sense  yang berkaitan dengan keadilan, secara prinsip diajarkan dalam iman Katolik; dan bahwa iman dan akal budi (yang dibentuk oleh pendidikan) keduanya sama- sama menghantar seseorang kepada kebenaran. Prinsip berikutnya adalah, pendidikan iman berdasarkan Sabda Tuhan itu derajatnya lebih tinggi, mengingat iman adalah sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan kekal; sedangkan sains lebih menyangkut kepada kehidupan di dunia ini. Sebagaimana tercantum dalam 2Tim 3:16, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Tentang pendidikan iman anak inilah tugas utama dari para orang tua, “Barangsiapa mendidik anaknya dengan tertib akan beruntung karenanya, dan di kalangan para kenalan boleh membanggakannya.” (Sir 30:2) Tentang

Selanjutnya »